Senin, 15 Juli 2013

Logo Wong Mangap

KARENA LOGO ADALAH KEBANGGAAN



Logo adalah sebuah simbol yang mengandung banyak arti dan philosofi.  Logo menjadi sebuah pengakuan, kebanggaan, inspirasi kepercayaan, kehormatan, kesuksesan,loyalitas dan keunggulan yang tersirat ke dalam suatu bentuk atau gambar. Seperti di Surabaya, tempat dimana BONEK mengenal sebuah lambang revolusioner.  Lambang yang masih dipakai sampai saat ini, Lambang yang selalu menemani.  Lambang itu adalah Logo “Wong Mangap”.
Seperti nasib Heroic Guerilla, banyak pula nama yang dikaitkan dengan Wong Mangap ini.  mulai dari Ridwan, Muchtar sampai Boediono atau bahkan mungkin masih ada nama lain yang tidak terekspos oleh berita.
Jadi, siapakah sebenarnya pembuat pertama logo Wong Mangap ini?.  
Sebuah pertanyaan yang harus dicari jawaban kebenarannya, kami akan mencoba mengulas lebih lanjut.

Wong Mangap ( bagian 1 : Mister Muchtar )


Kami datang kepada sebuah nama yang awalnya asing bagi kami, nama yang kurang familier bahkan jarang kami dengar, tentang hubungan kedekatannya dengan PERSEBAYA.  Seorang kanan luar dari kesebelasan Askring (kesebelasan karyawan JAWA POS) yang sangat energik, saat kami temui di kediamannya.  Adalah Mister Muchtar, sosok yang kami temui.
Beliau merupakan pembuat pertama grafis dari logo Wong Mangap yang sampai saat ini masih dipakai sebagai identitas suporter PERSEBAYA yang dikenal dengan sebutan BONEK.  Memang, grafis saat pertama muncul dengan grafis yang sekarang kita jumpai sudah mengalami banyak proses perbaikan.  Tetapi tanpa sebuah awalan, tidak mungkin terjadi sebuah proses yang berkelanjutan.
“Di mulai saat divisi utama perserikatan 1987, dimana di final PERSEBAYA menyerah kalah (1-0) dari PSIS Semarang .  Kelompok suporter sudah banyak yang berangkat tandang mendukung PERSEBAYA. ”
“Tahun 1988 PERSEBAYA masuk semifinal perserikatan bersama PSMS, Persija dan PERSIB.  Begitu masuk semifinal banyak suporter yang ke Kembang Jepun (Kantor JAWA POS), saat itu media dan suporter begitu dekat. ”
“Oleh karena itu, JAWA POS merasa memperhatikan semangat suporter sehingga JAWA POS memberangkatkan suporter. ”
“JAWA POS memberangkatkan 100 bus dengan biaya murah.  Kesempatan PP dengan bis AC plus makan.  Biaya murah tersebut dikarenakan adanya subsidi 60% dari JAWA POS sisanya 40% suporter sendiri. ”
“1 Bus berisi 56 Orang, mendapatkan kaos gratis.  Kaos ini dibuat untuk memudahkan panitia dalam memantau peserta dan dijadikan identitas diri dengan warna kebesaran hijau. ”
“Istilah Tret. . tet. . tet yang digunakan juga dibuat oleh pak Dahlan (Iskan), diambil dari semacam bunyi terompet. ”
“Saat di buka pendaftaran, seluruh karyawan JAWA POS dikerahkan karena peminat membludak. ”
“Di semifinal melawan Medan (PSMS), PERSEBAYA menang.  Perjalanan pulang pergi dari Jakarta ke Surabaya senang. ”
“Begitu PERSEBAYA masuk final, jumlah suporter semakin meningkat menjadi 300 bus.  Bahkan beberapa kelompok suporter ada yang berangkat naik kereta, mereka sudah minta ijin JAWA POS.  Kami sebut mereka kelompok kereta api, karena semua rombongan JAWA POS menggunakan bus. ”
“Yang ikut rombongan JAWA POS di Jakarta sangat tertib.  Main (Final) pukul 18. 30 WIB, pukul 13. 00 WIB siang rombongan sudah masuk Jakarta dikawal patwal.  Petugas JAWA POS di Jakarta menyambut rombongan.  Suporter ini benar-benar nurut dengan JAWA POS.  ini yang membuat artis-artis respek dengan para suporter, sampai-sampai mereka foto bareng. ”
Partai final yang dimenangkan PERSEBAYA dengan skor 3-2 itu, dinodai dengan insiden kecil saat perjalanan pulang kembali ke Surabaya.  Beberapa suporter yang tidak terkoordinasi dengan baik membuat ulah, di Stasiun Jogja.
“Saat pulang kelompok kereta api turun di Jogja, makan minum tidak bayar.  Inilah masa kelam itu dimulai. ”
Catatan buruk itu terjadi kembali pada peristiwa seperti ASUSEMPER atau peristiwa sejenisnya yang cenderung anarkis, melihat terhadap kondisi suporter ini, beliau balas bertanya kenapa dengan kondisi terbatas, kami dulu lebih koordinasi dan tertib?.

Wong Mangap Haus Gol

Logo wong mangap dan tulisan Kami Haus Gol Kamu yang dibuat tidak dapat dipisahkan dari nuansa tret. . tet. . tet saat itu.  Layouter lulusan ASRI JogJakarta ini kembali menjelaskan dengan gamblang dan detail mengenai logo yang revolusioner ini, “Idenya adalah suporter diberi identitas, kaos diberi gratis. ”
“Ada tulisan KAMI HAUS GOL KAMU, itu adalah ide pak Dahlan (Iskan).  Typografinya (tulisan tangan) saya. ”
“Mungkin diambil dari istilah luar negeri, We Hungry Your Goal. ”
“Tulisan KAMI HAUS GOL KAMU menggunakan font lama Fitra Board dan Baskerville.  Bahasa puitik saya giring ke font-font artistik, jadi bukan font yang kaku. ”
“Saya diberi tugas membuat maskot yang mencirikan semangat Arek Suroboyo.  Mempresentasikan Arek Suroboyo saat 10 November 1945. ”
“Malam itu juga dibuatnya.  Di ruangan ada saya, tukang sablon dan bos (Dahlan Iskan).  Karena besok sudah berangkat, saya gambar cepat-cepat diatas film.  Mendesain diatas film sangat licin, dibuat disana supaya langsung di sablon. ”
“Bos memperagakan ekspresi seperti berteriak, jadi logo itu adalah gambaran ekspresi pak Dahlan (Iskan) berteriak. ”
“Saya orang lama.  Masih ada simbol-simbol lama, terpengaruh gerakan-gerakan Bung Tomo. ”

sketsa dadakan

Ketika sketsa yang kami minta telah hampir selesai,
“Ya, kira-kira beginilah dulu saya buat maskot ini. ”
“Dalam seni namanya inspirasi adalah pengalaman kehidupan yang terserap dari apa yang dilihat.  Dari pengalaman, kejadian-kejadian. ”
“Saya membuat tidak lebih dari 10 menit, karena diluar suporter sudah menunggu.  Begitu selesai jadi desain, langsung dibawa oleh tukang sablon dan kemudian dicetak. ”
“Tempat sablonnya di Jalan Pesapen, nama pemiliknya Pak Halim.  Beliau adalah pengusaha percetakan kaos sablon. ”
“Beliau dipercaya JAWA POS karena mampu membuat ribuan kaos dalam waktu cepat, soal mutu nanti dulu.  Saya ikut ke Pabrik untuk urun rembug soal bahan. ”

Hak Paten, Lillahi Ta’ala

Cerita Alberto Korda sebagai orang pertama yang mengambil foto Heroic Guerilla , yang mana sampai kematiannya tidak mendapatkan satupun royalti atas hak paten terhadap foto tersebut. Dan jika nasib logo wong mangap ini bisa dihubungkan dengan hal tersebut, maka Mister hanya menjawab,
“Motivasi tidak sejauh itu, kalau menyangka perkembangan seperti ini.  Saya hanya bersyukur dan senang, suporter jadi sangat terpengaruh.  Syukur-syukur pengaruh itu sampai ke anak-anak. ”
“Soal hak paten atau royalti terhadap hasil karya.  Saya Lillahi Ta’ala. ”
“Apa yang diproduksi adalah hak perusahaan, saya tidak bisa mengatakan itu adalah saya sendiri. ”
“Pak Dahlan memberi tugas sesuai job deskripsi, beliau tahu bidang saya.  Semua itu karena profesionalisme saja. ”
“Pernah saya dengar ada anak Petemon yang mengaku membuat.  Saya tertawa. ”
“Setelah saya ada pak Boediono,logo yang tadinya model sketsa diperhalus dengan teknologi grafis sehingga menjadi apa yang sekarang ini ada. ”
“Sebagai penonton saya tertawa melihat logo menjadi tengkorak.  Beragam ekspresi dari kampung-kampung, bisa dilihat dari eksplorasi logo tersebut. ”
“Jadi, seharusnya Beliaulah (Dahlan Iskan) yang pertama membuat logo itu. ”


Maskot legendaris karya mister muchtar
Grafis Dan Saya

Grafis dan seni lukis tidak bisa dilepaskan dari Mister Muchtar, beberapa karya seni hasil tangan terampilnya terpayang dan bisa kami nikmati.  Memang seni adalah luas, tidak terbatas.
“Ini adalah bagian kecil dari pekerjaan saya. ”
“Dari 1986, saya sudah menyiapkan ilustrasi-ilustrasi. ”
“Saya aktif membuat ilustrasi di 4 Piala Dunia (Piala Dunia 1986, 1990, 1994, 1998). ”
“Pada piala dunia Mexico 1986, saya membuat ilustrasi gol-gol yang terjadi.  Saya berangkat ke rumah orang yang punya parabola.  Hampir semua pertandingan saya lihat, diambil yang pertandingan penting. ”
“Dalam membuat ilustrasi itu saya juga mendiskusikan kepada kawan-kawan pesebakbola mengenai gerakan yang seharusnya terjadi, misal gerakan tangan ini jika melakukan posisi begini.  Agar terlihat indah dan wajar seperti gerakan aslinya. ”
 “Bahkan saat final Perserikatan 1988 pun saya bikin sketsa golnya.  Hasil sketsa dikirim dari pusat JAWA POS di Cikini (Jakarta) ke Surabaya lewat fax.  Itu juga bersama-sama suporter. ”
“Dengan ilustrasi yang saya buat, diharapkan pembaca bisa membayangkan kejadian yang terjadi. ”


ilustrasi-ilustrasi grafis karya mister muchtar

Wong Mangap ( bagian 2 : Slamet Oerip Prihadi )


Musim kompetisi perserikatan 1985-1986, kondisi PERSEBAYA benar-benar terpuruk.  Hanya berada di posisi 9 dari 10 tim yang berlaga.  Ini membuat Dahlan Iskan (Pemimpin JAWA POS) tergugah untuk membenahi.
“Pak Dahlan mengumpulkan tokoh-tokoh olahraga Surabaya.  Mengadakan sarasehan.  Di pertemuan itu menghadirkan Moh Barmen, Abu Romli,dan beberapa akademisi.  Hasil dari diskusi itu adalah PERSEBAYA harus bangkit!. ”
“Sehingga boleh dikatakan JAWA POS menjadi motor kebangkitan PERSEBAYA, Merumuskan bagaimana arek-arek Surabaya bangkit kembali dengan satu kesatuan yang kompak. ”
“Pak Dahlan Iskan pernah survey ke Inggris, disana antara koran dan sepakbola saling melengkapi.  Koran naik oplah jika memberitakan PERSEBAYA, PERSEBAYA naik pamor karena Koran terus menerus memberitakan. ”
Hubungan antara JAWA POS dengan PERSEBAYA semakin erat.  Musim Perserikatan 1986-1987, prestasi PERSEBAYA moncer.   PERSEBAYA masuk ke 6 besar perserikatan dan berlanjut di laga final perserikatan Perserikatan 1986-1987.  Tret tet tet dimulai.
“Istilah tret tet tet oleh Dahlan Iskan, digerakkan dan dimobilisasi dengan JAWA POS. ”
Namun, apa identitas / atribut untuk suporter PERSEBAYA? Untuk membedakan suporter PERSEBAYA dengan yang lainnya, maka dipilihlah kaos dan slayer bertuliskan “PERSEBAYA 1987”.
“Dulu suporter hanya bersifat perorangan, ribuan seperti tret tet tet ini belum ada apalagi naik bis bareng-bareng dan memakai atribut. ”
“Saat itu pendukung tim-tim besar lainnya seperti PSMS, Persija atau Bandung (PERSIB) tidak ada atribut kebesarannya.  Hanya suporter PERSEBAYA. ”
“Dari semua pendukung klub perserikatan , hanya pendukung PERSEBAYA yang kesemuanya memakai seragam hijau. ”
“Pionir dari semua ini adalah PERSEBAYA, Apalagi  Jakarta tidak ada apa-apanya.  Jakarta itu baru-baru saja banyak pendukungnya. ”
“Waktu itu sampai-sampai  kami menyewa 3 pesawat Garuda. ”
“JAWA POS mengurusi semua.  Dari kaos, makan sampai tiket pertandingan. ”
“Saya ngurusi tiket di Jakarta bersama Suleman Ros. ”
“Ketua DPRD Moh Said, Danrem Imam Utomo, Ketua Harian PERSEBAYA EE Mangindaan juga ikut berangkat ke Jakarta.  Aktor Ratno Timur dan Penyanyi Mamiek Slamet menjadi tuan rumah di Jakarta. ”
“Pendukung PERSEBAYA merata dari kalangan menengah sampai atas, Jadi kelas bawah juga ikut terangkat. ”
“Tidak ada rusuh, karena diatas ada panutan dan disegani. ”
“Semua kami kerahkan untuk Tret tet tet ini, termasuk preman-preman arek suroboyo yang di Blok M. ”

Wong Mangap

“Yang membuat julukan Green Force adalah Zaenal Mutaqien. ”
“Dan yang memberi istilah Kami Haus Gol Kamu adalah Dahlan Iskan. ”
“Logo Wong Mangap pertama kali dibuat oleh Muchtar.  Kemudian disempurnakan oleh Boediono, Logo  Wong Mangap versi baru muncul di tahun 1990. ”
“Tidak ada maskot bagi suporter  di seluruh Indonesia kecuali suporter PERSEBAYA. ”

Pelopor

“Pelopor suporter terorganisasi adalah Surabaya. ”
“Kemunduran pengorganisasian suporter dimulai di musim kompetisi 1988/1989-1989/1990-1990/1991, Suporter sudah banyak ngandhol kereta, tidak terorganisasi lagi. ”
“JAWA POS tidak berani mengadakan Tret tet tet lagi karena semakin banyak suporter yang tidak terorganisir.  Ada kereta ajur, lari (minta tanggung jawab) ke JAWA POS. ”
“Pak Dahlan trauma.  Namun, masih mendukung total berita tentang PERSEBAYA.  Sudah tidak mau mengorganisasi lagi. ”

Wong Mangap ( bagian 3 : Boediono)

Untuk narasumber terakhir yaitu Boediono, tim bajulijo. net masih kesulitan untuk bertemu langsung dengan beliau. Namun, bersumber dari Youtube (link:The First and The Biggest (footage 1) : Interview dengan Budiono ) dengan.  Kami mencoba menulis kembali petikan wawancara tersebut.

Prelude

“Kalau saya boleh bercerita , Pertama gambarnya miring. ”
Ada 3 kali perubahan, menatap ke depan (desain 1) dan menatap ke atas (desain 2) terus kita melihat masa depan (desain 3). ”
“Jadi punya optimistis, teriaknya teriak kesemangatan juga. ”
“Kalau menurut bayangan saya “Merdeka”, Waktu itu semangat 10 November…Merdeka!. ”
“Tapi orang bisa berasumsi gambar apa itu, tapi yang jelas itu gambar-gambar pahlawan pada umumnya. ”

                Desain 1                                         Desain 2                                               Desain 3




Pertanyaan kedua

“Saya juga tidak mengira, bahwa waktu logo itu saya buat itu akhirnya dipakai untuk para BONEK. ”
“Saya hanya membuat / meneruskan gambar yang awal mula dari mister (muchtar). ”
“Ketika dari sisi miring, dan sisi kanan dan sisi kiri kurang bagus. ”
“Maka saya buat tengah, itu hanya untuk kepentingan untuk media koran (JAWA POS). ”
“Jadi tidak untuk para BONEK, tapi karena mungkin (pikiran saya) karena para BONEK memilih daripada logo seperti itu (lambang PERSEBAYA) lebih baik logo seperti itu (Wong Mangap). ”

Mulai kapan tren penggunaan logo kepala berteriak?

“Ketika logo itu dibuat ketika Tret Tet Tet, kalau tidak salah 88-89, ketika logo itu dibuat. ”
“Karena waktu Tret Tet Tet logo yang member semangat ya orang teriak Merdeka teriak PERSEBAYA. ”
“Kalau dilihat dulu ada merah putih (ikat kepala) gantinya PERSEBAYA (ikat kepala) atau Green Force.  Green Force era berikutnya, saya belum masuk. ”

Mengenai ide ikat kepala, Ada pertimbangan mengapa ikat kepala digunakan?

“Karena saya waktu kecil, saya melihat sosok yang digambarkan sebagai pahlawan. ”
“Saya lahir di Jogja, besar di Surabaya.  Jadi tahu bagaimana waktu tujuh belasan, waktu 10 November. ”
“Bagaimana mereka memakai ikat kepala merah putih, rambut panjang , pakai sarung, bawa bambu runcing.  Sudah itu ikon, ikon heronya Surabaya waktu itu. ”

Ini memiliki makna kepahlawanan yang mendalam?

“Ya menurut saya seperti itu.  Saya menggambar, berpikiran seperti itu.  Waktu masih kecil saya ya membayangkan seperti itu. ”

Ketika membuat ini?

“Ya ketika teriak itu, teriaknya Merdeka!!.  Sekali Merdeka Tetap Merdeka!.  Itu saja. ”

Apakah ini terinspirasi tokoh kepahlawanan, Bung Tomo misalnya?

“Tidak, ini mewakili umum saja.  Rakyat biasa.  Tidak mewakili tokoh, hanya semangat arek-arek suroboyo waktu itu. ”
“Yang dulu saya gambarkan rambutnya panjang, pakai ikat, pakai sarung atau bawa bambu runcing kalau khasnya Surabaya.  Seperti itu. ”

Ini awalnya orangnya pakai kaos atau apa sebenarnya?


”Tidak, saya hanya membuat kepala saja.  Hanya ekspresi saja, Ekspresinya berteriak. ”







1 komentar: